JAKARTA - Kisruh penyelewengan dana yang dilakukan PT Bumi Resources Tbk
(BUMI) terhadap Bumi Plc berimbas kepada saham. Performa saham keduanya
langsung anjlok. Kondisi ini ditambah lagi dengan mundurnya Chief
Executive Officer Bumi Plc Ari S Hudaya menambah kerumitan dalam kasus
tersebut.
Menurut analis MNC Securities Edwin Sebayang kemelut
yang terjadi pada Bakrie Group semakin runyam terutama setelah Ari
mengundurkan diri. "Masalahnya semakin runyam setelah Ari resign, karena
masalah kepemilikannya di Bumi Plc," katanya.
Edwin juga
menambahkan, mundurnya Ari menimbulkan pertanyaan, terkait upaya hostile
take offer. "Bagaimana nasib penjualan Fajar Bumi Sakti? Dan bagaimana
nasib pembayaran utang-utangnya yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini,"
pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, CEO Bumi Plc Ari S
Hudaya mengundurkan diri dari jabatannya. Hal ini terjadi setelah
perusahaan asal London, Inggris tersebut melakukan investasi atas
penyimpangan keuangan yang terjadi di anak usahanya di Indonesia.
"Bumi
plc mengumumkan Ari Hudaya, Non-Executive Director perusahaan, telah
resign dari jabatannya," jelas Bumi Plc dalam keterangan tertulisnya,
Selasa (25/9/2012).
Seperti dikutip dari Reuters, Ari menjabat
sebagai CEO dari Maret. Dia juga merupakan presiden direktur PT Bumi
Resources Tbk (BUMI), perusahaan yang 29 persen sahamnya dikuasi Bumi
Plc. BUMI ini merupakan fokus investigasi yang dilakukan Bumi Plc.
Adapun
fokus dari investigasi mendesak ini dilakukan terkait dugaan
penyelewengan Grup Bakrie dalam dana pengembangan BUMI. Sayangnya, Ari
juga tidak memberikan alasan yang jelas soal mundurnya dia dari CEO Bumi
Plc.
(dat18/oke)