NEW YORK--Kantor berita CNN terpaksa
memberhentikan Rick Sanchez, salah satu staf pembaca berita andalannya lantaran
menuding Yahudi telah mengendalikan CNN dan perusahaan media AS lainnya. Akibat
kecamannya terhadap kaum Yahudi itu, pria asal Havana, Kuba yang berusia 51
tahun tersebut harus menanggung risiko kehilangan profesinya.
CNN segera mengeluarkan pengumuman
Jumat lalu soal pemecatan pria yang telah bekerja di CNN sejak 2004 tersebut.
''Rick Sanchez tidak lagi bergabung dengan perusahaan ini. Kami berterima kasih
dengan Rick selama bergabung dan semoga kondisinya tetap baik,'' kata CNN.
Sebelumnya, CNN telah melakukan aksi
serupa atas seorang redaktur liputan Timur Tengahnya, setelah ia memposting
ucapan kekaguman atas ulama Syiah yang penasihat spiritual Hizbullah yang
meninggal baru-baru ini. Octavia Nasr, dalam blog pribadinya menulis sangat
menghormati Ayatullah Muhammad Hussein Fadlallah yang meninggal pekan
sebelumnya.
Octavia Nasr kemudian meminta maaf atas
hal tersebut, tapi rupanya hal itu sia-sia, karena CNN berkeras memecatnya.
Kali ini, dalam sebuah acara yang
ditayangkan sebuah radio di AS, Sanchez menyebutkan tokoh komedi, Jon Stewart
yang memandu sebuah acara Daily Show adalah seorang yang fanatik dan menuding
Yahudi AS telah melakukan 'penekanan terhadap kelompok minoritas.' Dalam acara
radio yang dipandu Pete Dominick itu, Sanchez menuding Stewart cukup fanatik
karena semua orang sepertinya. ''Lihatlah saat dirinya tampil di televisi,
siapa yang menyaksikannya,'' katanya seperti dikutipRealityworld.com.
Sanchezpun menuding Yahudilah yang
selama ini berperan besar dalam menjalankan bisnis CNN. ''Saya katakan semua
orang yang mengendalikan CNN banyak yang menyerupai Stewart, dan banyak orang
lain yang menjalankan bisnis serupa banyak kemiripannya dengan Stewart.
Bagaimanapun juga Yahudi di negara ini telah menekan kelompok minoritas,''
tutur Sanchez.
Ucapan itu disampaikan Sanchez setelah
Stewart mengejeknya berulangkali dalam beberapa acara Daily Show tersebut.
Termasuk ketika mengkritisi ucapan Sanchez yang salah ucap dalam sebuah cerita
soal wakil presiden AS, Joe Bidden.
Sanchez mengaku sebagai keturunan
Kuba-Amerika dirinya merasa diperlakukan secara diskriminatif berulangkali
sepanjang kariernya. Termasuk sejumlah elit di timur laut yang bersikap liberal
yang menilai dirinya sebagai sosok yang berasal dari kelompok warga kelas dua,
bukan warga kelas utama. Belakangan, dalam wawancara itu Sanchez mengaku
julukan sebagai orang yang fanatik kepada Stewart terlalu berlebih karena
dirinya hanya berprasangka saja. (republika)