Ketua Bidang Sejarah dan Filsafat di Univesitas Terbuka Palestina
yang juga spesialis dalam sejarah bangsa Palestina modern, Prof. Mustafa
Kabha, menegaskan bahwa perpanjangan nakbah Palestina masih terus
berlanjut.
Hal tersebut disampaikan Kabha dalam wawancara khusus dengan Pusat
Informasi Palestina. Dia menyatakan bahwa perang terhadap ruang dan
tempat adalah subtansi konflik di lapangan. Dia menegaskan bahwa
persoalan penamaan tempat, daerah dan kota-kota adalah salah satu
dimensi konflik ini.
Dia menjelaskan bahwa penjajah Zionis mulai melakukan penamaan
tempat-tempat sesuai petunjuk-petunjuk ideologi, sebagiannya adalah
agama, sebagiannya kebangsaan dan sebagiannya mengaitkan tanah Palestina
dengan sejarah sesuai dengan dongeng sejarah Zionis.
Dia menjelaskan bahwa riwayat sejarah peninggalan Palestina mengalami
kemunduran karena tanah Palestina dikuasai penjajah Zionis. Dia
menegaskan bahwa penamaan dengan menggunakan bahasa Ibrani mulai
bertambah untuk menghapus petunjuk-petunjuk Palestina.
Kabha berpendapat bahwa jalan menghadapi penamaan dengan Ibrani ini
harus dilakukan dengan penyadaran. Dimulai melalui sarana pendidikan
alternatif. Dia mengatakan harus dilakukan kerja ini, apakah melalui
pertemuan-pertemuan generasi terdahulu yang sudah berusia lanjut, mereka
yang masih hafal nama-nama ini dalam memori mereka, atau dengan jalan
melakukan kajian-kajian dan studi.
Telah terungkap adanya komisi Zionis yang bekerja untuk
meng-Ibrani-kan tempat-tempat dan merubah nama-namanya menjadi nama
Ibrani. [ifp/asw/im/islamedia.co]