Masih banyaknya masyarakat dunia yang kurang menyadari ancaman hipertensi mengundang keprihatinan. Apalagi menurut WHO, hampir sebagian besar orang yang menderita hipertensi ada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan beban kesehatan yang besar.
Jumlah penderita hipertensi di Indonesia pada tahun 1995, baru sekitar 5 persen dari populasi. Survei tahun 2008 yang dilakukan WHO menemukan angkanya sudah melonjak menjadi 32 persen. Tekanan darah tinggi umumnya lebih banyak diderita laki-laki.
Menurut Dr.Khancit Limpakarnjanarat, perwakilan WHO untuk Indonesia, peningkatan jumlah pasien hipertensi yang tinggi tersebut juga terjadi di India.
"Pada tahun 1960-an jumlahnya masih 5 persen, lalu menjadi 12 persen di tahun 1990-an, dan meningkat menjadi 32 persen di tahun 2008," katanya dalam peringatan Hari Kesehatan Sedunia di kantor Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Kamis (4/4/13).
Tekanan darah dipandang normal jika berada pada kisaran di bawah 120/80 mmHg. Anda dianggap menderita hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg ke atas.
Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung menjadi berlipat ganda apabila penderita tekanan darah tinggi juga menderita diabetes, hiperkolesterol, dan merokok.
Khancit menyebutkan, perbaikan pola hidup menjadi cara untuk mencegah komplikasi penyakit. Obat-obatan juga bisa membantu mengendalikan tekanan darah bilamana diperlukan.
"Kesadaran tiap individu harus ditingkatkan. Antara lain dengan melakukan pengukuran tensi secara berkala. Modifikasi pola makan dengan mengurangi garam juga membantu," katanya.
Tipe-tipe Hipertensi
Banyak orang masih menganggap penyakit ini sepele padahal penyakit ini dijuluki 'silent killer'. Tekanan darah tinggi tanpa gejala yang jelas dapat mempengaruhi organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal.
Anda mungkin hanya mengenal istilah tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Namun, tahukah Anda, hipertensi memiliki beberapa tipe.
Jenis penyakit darah tinggi yang umum terjadi ada 2 yakni tekanan darah
tinggi primer dan sekunder.
Sedangkan empat jenis lainnya sangat jarang terjadi namun tetap perlu diwaspadai. Keempat jenis hipertensi yang jarang ditemukan adalah Hipertensi Maligna, Hipertensi Sistolik Terisolasi, White Coat Hypertention, dan Hipertensi Resisten.
Sedangkan empat jenis lainnya sangat jarang terjadi namun tetap perlu diwaspadai. Keempat jenis hipertensi yang jarang ditemukan adalah Hipertensi Maligna, Hipertensi Sistolik Terisolasi, White Coat Hypertention, dan Hipertensi Resisten.
- Tekanan darah tinggi primer
Hampir 95% dari semua kasus hipertensi yang ditemukan adalah tekanan darah tinggi primer atau disebut juga hipertensi esensial. Penyebabnya adalah gabungan dari beberapa faktor yakni gen, gaya hidup, berat badan, dan lainnya. Biasanya, dokter menyarankan untuk melakukan modifikasi pada gaya hidup dan pola makan. Jika perubahan gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk menormalkan tekanan darah. - Tekanan darah tinggi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebab hipertensi sekunder yang paling umum adalah kerusakan dan disfungsi ginjal. Penyebab lainnya adalah tumor, masalah pada kelenjar tiroid, kondisi selama kehamilan, dan lain-lain. Biasanya, hipertensi jenis ini bisa disembuhkan jika penyebabnya lebih dulu disembuhkan. - Tekanan darah tinggi maligna
Ini adalah jenis hipertensi yang paling parah dan cepat berkembang. Hipertensi maligna sangat cepat untuk merusak organ dalam tubuh. Jika dalam lima tahun hipertensi maligna tidak diobati, konsekuensinya adalah kematian yang disebabkan oleh kerusakan otak, jantung, dan gagal ginjal. Namun, hipertensi jenis ini dapat diobati dengan catatan pengobatan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Seseorang yang menderita hipertensi jenis ini merasakan kebas di sekujur tubuh, penglihatan kabur, kecemasan, dan sangat kelelahan. - Tekanan darah tinggi sistolik terisolasi
Jenis hipertensi ini disebabkan oleh umur, mengonsumsi tembakau, diabetes, dan diet yang salah. Pada hipertensi ini, arteri menjadi kaku sehingga menyebabkan sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi) sangat tinggi sedangkan diastolik (tekanan darah saat jantung istirahat) normal. - White coat hypertension
Hipertensi jenis ini hanya terjadi jika pasien sedang berada di pusat klinik atau rumah sakit. Jenis tekanan darah tinggi ini disebabkan oleh kegugupan saat akan diperiksa oleh pihak rumah sakit. Di luar rumah sakit, tekanan darah pasien ini sangat normal. Jika terjadi hal yang sama dalam pemeriksaan ulang maka jenis hipertensi ini tidak perlu diobati. - Hipertensi resisten
Penderita hipertensi resisten tidak merespon obat apapun lagi. Hipertensi dikatakan resisten jika 3 jenis obat tidak sanggup menurunkan tekanan darah. Maka diperlukan 4 macam jenis obat untuk menurunkan tekanan darah.