Pertempuran yang terus berkecamuk antara Pasukan Pemerintah pro-Presiden
Bashar al Assad dengan Pasukan Oposisi Pembebasan Suriah dikabarkan
melibatkan anak-anak dan remaja di bawah umur.
Seperti dilaporkan
Observatorium HAM untuk Suriah yang berbasis di London, Rabu (13/3),
mengatakan banyak di antara mereka yang ikut bertempur masih berusia
belia. Observatorium HAM Suriah mengatakan, remaja-remaja di bawah umur
tersebut sengaja direkrut dan dilibatkan ke kancah perperangan.
Tak
hanya itu, remaja yang berusia di bawah 18 tahun tidak hanya digunakan
dalam pertempuran, tetapi juga sebagai perisai hidup dan informan.
Sebagaimana dilaporkan alarabiya.net, Kamis (14/3), mengisahkan
seorang remaja, Ibrahim Homsi (17 tahun) yang terlibat angkat senjata
mendukung pasukan Oposisi Suriah.
Ibrahim bergabung dengan
pejuang Mujahidin FSA sejak tahun 2012, ketika keluarga dan saudaranya
terbunuh oleh pasukan Assad. “Shabiha (Pasukan rezim Assad) menggerebek
rumah kami. Mereka membunuh saudaraku, tetanggaku, dan membawa saudara
perempuanku,” kisahnya. Sejak itulah dia bergabung di pasukan oposisi
Suriah.
Ibramin dilatih selama dua bulan sebelum ia diikutkan
bergabung. Dia berharap suatu saat nanti ia bisa kembali ke sekolah.
“Aku ingin Bashar al-Assad jatuh dan mampu membalaskan darah para
syuhada dan kemudian kembali ke sekolah. Setelah rezim runtuh, saya
akan kembali,” katanya. (Republika)