Jakarta - Pemprov DKI akan mengevaluasi program Kartu
Jakarta Pintar (KJP) agar tak dimanfaatkan pihak yang tak bertanggung
jawab. Jangan sampai KJP ini jatuh ke tangan siswa yang mampu, untuk
beli rokok atau gadget.
"Mereka kan orang-orang yang memaksakan
itu untuk dapatkan KJP. Sebetulnya nanti murid sekolah yang akan
evaluasi. Kalau ngerokok, ketahuan, kita cabut KJP. Kalau pakai BB
Dakota kita cabut KJP-nya," tegas Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T
Purnama (Ahok) ketika ditanya syarat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)
dan membeludaknya pendaftar KJP di kawasan Jakarta Barat.
Hal itu disampaikan Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2013).
Semua orang dapat melaporkan penyalahgunaan KJP itu melalui berbagai saluran.
"Sesama teman lapor ke guru, kita buka di website, di sekolah-sekolah, di bank, semua orang bisa buat laporan," imbuhnya.
Pihaknya
mengevaluasi KJP karena segera akan datang tahun ajaran baru pada Juli
mendatang. Pemprov DKI akan mengevaluasi penggunaan KJP termasuk Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP).
"Makanya kita mau bikin, nanti
negeri pun harusnya bayar semua di-BOP. Yang tidak mampu lu kasih KJP
untuk bayar. Baru adil kan. Ini kita lagi kaji. Karena yang negeri
dibayar penuh BOP-nya, sementara sekolah swasta yang murah hanya 20-30
persen. Kasihan kan sekolah-sekolah swasta murah," tuturnya. (detik)