Paus Benediktus XVI tiba-tiba saja mengumumkan pengunduran dirinya.
Berbagai reaksi muncul atas keputusan pemimpin tertinggi Gereja Katolik
itu.
Bagi korban kejahatan seks yang dilakukan para pastur, Paus
Benediktus memiliki catatan suram selama menjabat.
Paus dianggap
tidak melakukan apapun untuk menghukum para pastur fedofil. Pengganti
Paus nantinya diharapkan akan fokus pada memerangi kejahatan seks.
"Dia
telah membuat statemen-statemen yang mulia. Tapi dia tidak menyesuaikan
pernyataan tersebut dengan perbuatan atau tindakan. Di bawah
kepemimpinannya, anak-anak tetap dalam bahaya," kata Barbara Blaine,
pendiri dan presiden organisasi para korban kejahatan pastur di Amerika
Serikat, Survivors Network of those Abused by Priests (SNAP) seperti
dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/2/2013).
Dalam
beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat dan Irlandia termasuk di antara
beberapa negara yang diguncang skandal-skandal seks yang melibatkan
pastur-pastur Gereja Katolik. Para petinggi gereja juga dituding
menutup-nutupi kejahatan seks tersebut.
Bulan ini, Uskup Los
Angeles, Jose Gomez atas perintah pengadilan, diharuskan merilis
berkas-berkas mengenai kasus fedofilia yang melibatkan sekitar 100
pastur. Menurut badan US Conference of Catholic Bishops, sejak tahun
1950, lebih dari 6.100 pastur telah didakwa fedofilia. Sekitar 16 ribu
korban telah diidentifikasi dan sekitar US$ 2,5 miliar telah dibayarkan
untuk uang kompensasi atau pembayaran terapi rehabilitasi.
"Ini
bukan masalah AS, ini masalah global," cetus Blaine seraya menekankan
bahwa solusinya ada di tangan Paus Benediktus menjelang pengunduran
dirinya pada 28 Februari mendayang.
"Dalam dua pekan mendatang
ini, dia bisa mengambil langkah-langkah sederhana yang akan berdampak
positif secara luas untuk melindungi anak-anak dan gereja kita di
seluruh dunia," tutur Blaine.
Menurut Blaine, jika mau,
Benediktus bisa mempublikasikan nama-nama pastur predator di Internet
seperti yang telah dilakukan oleh 30 keuskupan Amerika, atau
memerintahkan para uskup untuk melaporkan kasus-kasus kejahatan seks ke
polisi.
"Saya sangat senang Paus mundur karena dia benar-benar
tidak berbuat banyak soal kejahatan seks para pastur," cetus Robert
Hoatson, presiden kelompok bantuan korban kejahatan seks, Road To
Recovery.
"Paus mendatang harus menangani isu ini. Ini masalah
paling penting karena menyangkut anak-anak, ini masalah dunia dan Paus
harus membentuk kelompok pakar untuk menentukan apa yang harus dilakukan
untuk menuntaskan masalah ini," tandasnya.[dtk/afp]