"Mereka melirik potensi-potensi ini," kata Direktur
Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Djoko Winarno dalam jumpa
pers di Jakarta, Senin, (08/10/2012).
Di antara sumber daya alam potensial adalah hydro power atau listrik tenaga air yang bisa menghasilkan 75 ribu megawatt, sedang yang dimanfaatkan baru 5 persen. Sumber listrik lainnya adalah panas bumi (geo thermal) yang mencakup 40 persen dari energi panas bumi dunia.
Sumber lainnya, kata Djoko, bio massa dari sampah pengolahan kelapa sawit, tenaga matahari, dan angin.
Kata Djoko akan ada banyak persetujuan bisnis antara Indonesia dengan perusahaan-perusahaan listrik asing baik milik pemerintah dan swasta. Tapi dia menjemin pihaknya dan pemerintah telah membuat sistem proteksi agar sumber-sumber listrik negeri ini tidak dimonopoli asing seperti tambang emas di Papua yang dikuasai Freeport.
Bahkan, kata Djoko, pemerintah mengeluarkan aturan yang melarang penjualan limbah kelapa sawit ke luar negeri untuk diproses menjadi listrik.
"Dulunya dijual ke luar negeri. Sekarang akan dimafaatkan untuk kepentingan dalam negeri," kata Djoko.* (hidayatullah)
Di antara sumber daya alam potensial adalah hydro power atau listrik tenaga air yang bisa menghasilkan 75 ribu megawatt, sedang yang dimanfaatkan baru 5 persen. Sumber listrik lainnya adalah panas bumi (geo thermal) yang mencakup 40 persen dari energi panas bumi dunia.
Sumber lainnya, kata Djoko, bio massa dari sampah pengolahan kelapa sawit, tenaga matahari, dan angin.
Kata Djoko akan ada banyak persetujuan bisnis antara Indonesia dengan perusahaan-perusahaan listrik asing baik milik pemerintah dan swasta. Tapi dia menjemin pihaknya dan pemerintah telah membuat sistem proteksi agar sumber-sumber listrik negeri ini tidak dimonopoli asing seperti tambang emas di Papua yang dikuasai Freeport.
Bahkan, kata Djoko, pemerintah mengeluarkan aturan yang melarang penjualan limbah kelapa sawit ke luar negeri untuk diproses menjadi listrik.
"Dulunya dijual ke luar negeri. Sekarang akan dimafaatkan untuk kepentingan dalam negeri," kata Djoko.* (hidayatullah)