Menjadi guru, bukanlah hal yang terlalu penting. Paling penting dari semua itu adalah memahami siapa guru itu dan bagaimana menjadi guru yang benar. Guru adalah bidang yang digandrungi banyak orang dengan berbagai motivasi yang melatarbelakangi pencapaiannya. Akan tetapi tak banyak dari mereka yang berkarakter guru.
Orang-orang bijak tempo dulu telah mencoba mendefinisikan istilah guru itu sebagai "yang digugu dan ditiru". Makna ini begitu luar biasa jika para guru mengerti kandungannya.
Mari kita maknai maksud dari "guru adalah yang digugu dan ditiru". Menjadi guru yang digugu bermakna guru itu telah menjadi "ikon" dalam kesehariannya. Guru menjadi "teladan" dalam segala tindak-tanduk kehidupannya. Guru yang digugu akan selalu memperhatikan kondisi dirinya apakah layak menjadi contoh bagi generasi yang dilahirkannya.
Layaknya seseorang itu menjadi guru tatkala ia mengerti bahwa guru itu adalah profesi keteladanan. Guru tidak hanya mengajarkan materi-materi pelajaran eksakta maupun sosial, akan tetapi yang terpenting adalah menjadi objek keteladanan. Seorang guru yang baik bukanlah guru yang pintar saja, akan tetapi seorang guru yang dapat mewariskan keteladan kepada seluruh siswa-siswanya.
Setelah guru itu mampu menjadi pribadi yang layak "digugu", maka guru semacam ini kelak akan menjadi pribadi yang layak "ditiru" oleh generasi selanjutnya. Bahkan boleh jadi generasi selanjutnya berlomba-lomba untuk menjadi generasi guru yang terinspirasi oleh guru-guru hebat yang melahirkan mereka.