Shanghai - Indonesia dan China matangkan latihan bersama angkatan laut kedua negara, sebagai bagian memperluas bentuk kerja sama militer dan pertahanan yang disepakati kedua pihak.
"Selama ini Indonesia dan China telah memiliki latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Pasukan Khusus China," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam pertemuannya dengan Komandan Garnisun Maritim China di Shanghai, Kapten Li Yu Jie di Shanghai, Sabtu.
Kedepan, lanjut dia, akan dilakukan latihan bersama pasukan khusus kedua negara dari tiga angkatan, baik darat, laut maupun udara.
"Selain itu, kita telah sepakat untuk melakukan latihan bersama antara angkatan laut kedua negara pada 2013. Itu yg menjadi agenda kita kedepan dalam peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan serta militer," kata Sjafrie.
Ia menilai persiapan dan kesiapan terhadap rencana latihan bersama itu dari masing-masing pihak, terus mengalami peningkatan dan berjalan baik.
Komandan Garnisun Maritim Angkatan Laut China di Shanghai Kapten Li Yu Jie mengatakan hubungan maritim antara Indonesia dan China telah memiliki sejarah yang panjang dengan kedatangan Panglima Cheng Ho atau Zheng He ke Indonesia dalam penjelajahannya selama kurun 1405 hingga 1433.
"Hal itu menunjukkan bahwa kerja sama maritim, utamanya angkatan laut kedua negara telah dimulai sejak lama. Dan diharapkan dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu," katanya.
Saat ini Angkatan Laut China dan Indonesia tengah mematangkan "navy to navy talk" yang telah disiapkan term of reference-nya pada 26 Juli 2012.
Selain itu, telah pula dibentuk kelompok kerja yang akan menjadi acuan pelaksanaan "navy to navy talk" selanjutnya.
Pembentukan mekanisme "navy to navy talk" telah diumumkan oleh ketua bersama Konsultasi Pertahanan dan Keamanan pada pertemuan kelima pada Kamis (10/1).
Selanjutnya Term of Reference for Navy Cooperation Meeting akan ditandatangani pada pertemuan "navy to navy talk" pertama pada Februari mendatang.
Forum pembicaraan antara angkatan laut kedua negara itu, merupakan bagian kerja sama pertahanan yang dapat dikembangkan sebagai pertemuan rutin dua tahun sekali untuk membahas isu-isu keamanan maritim.
Selain itu, "navy to navy talk" juga merupakan pengembangan kerja sama yang lebih nyata di bidang pertahanan dan keamanan maritim. (Antaranews)