Karachi - Perdana Menteri Pakistan Raja Pervez
Ashraf memerintahkan segera memblokir YouTube setelah situs ini "tidak
mengindahkan permintaan pemerintah Pakistan untuk menghapus film yang
menghina Nabi Muhammad di situsnya", demikian pernyataan kantor perdana
menteri, Senin, 17 September 2012.
Sejak Senin, pengakses YouTube bakal mendapatkan pesan di website bahwa situs ini "mengandung bahan tidak senonoh" dan diblokir atas perintah Otoritas Telekom Pakistan.
Di
Bangladesh, sikap serupa diambil pemerintah setempat demi mencegah
masyarakat menyaksikan video yang berisi penghinaan terhadap Nabi dan
umat Islam. Protes video anti-Islam terus berlanjut, bahkan beberapa
unjuk rasa telah menimbulkan kekerasan di sejumlah negara Islam.
Dua orang tewas di Pakistan. Unjuk rasa juga terjadi di
Indonesia, Afganistan, Filipina, Yaman, dan Libanon. Di Kabul dan
Jakarta, unjuk rasa dengan kekerasan pertama kali terjadi sejak film
penghina Nabi beredar pekan lalu. Ratusan orang marah, mereka bentrok
dengan polisi, melempari batu, dan bereriak "Mampuslah Amerika".
Ribuan
pengikut kelompok Hizbullah turun ke jalan menentang film anti-Islam.
Pada kesempatan itu, pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, turut ambil
bagian dalam unjuk rasa dan berpidato untuk pertama kalinya di atas
podium.
Hampir semua pria yang hadir pada acara tersebut
melengkapi dirinya dengan ikat kepala berwarna hijau dan kuning, warna
Hizbullah, dengan kalimat "Pelayan Nabi Allah".
Di Kabul, Senin,
menurut Kepala Kepolisian Mohammad Ayoub Salangi, lebih dari 1000
demonstran Afganistan menyerang mobil polisi dan gudang penyimpanan
barang-barang dagangan di Jalan Jalalabad. Akibat bentrokan, sekitar
40-50 polisi cedera karena dilempari batu.(tmp/suaramedia)