MEMPERHATIKAN aktivitas gaya hidup serta pola makan
manusia dari hari ke hari semakin mengerikan saja. Manusia menjadi
makhluk pemakan segala hewan, sungguh keji!
Ada yang memakan otak monyet, sebelumnya monyet dibiarkan
berlari-lari berloncatan di atas pemanggang panas yang bulat datar.
Monyet kecil itu dibiarkan tegang kepanasan, ia berkelojotan,
melonjak-lonjak sampai darahnya naik ke otak dan kemudian mati.
Ada pula yang mengonsumsi babi dengan cara ditusukkan dari liang
lubang dubur sampai ke mulut. Babi dewasa tidak dipotong atau disembelih
karena babi tidak memiliki leher pembuluh sebagaimana hewan ternak
selembihan pada umumnya. Tidak cukup demikian, manusia memakan “babi
susu,” yakni babi kecil alias bayi babi yang belum lagi cukup umur.
Kemudian
ada yang memakan katak dengan cara lehernya dipotong setengahnya saja
tidak dipenggal sampai putus. Lalu sebilah bambu yang telah diruncingkan
ditusukkan tepat di saraf katak sampai ia tersentak mati meregang.
Ada pula yang mengonsumsi kucing, kura-kura, kuda, jangkrik,
kelelawar, musang, hati harimau, paus, lumba-lumba, ular, biawak, ulat,
cacing, kadal, lipan, kalajengking, cicak, tikus, janin bayi [sup
plasenta], kotoran sapi, darah beku [marus], sup darah bebek, ekor babi,
lebah madu, belalang, semut, iguana. Benarkah semua itu ataukah hoax berita bohong belaka. Tidak, itu benar adanya!
Sebagian manusia sudah tega memakan sembarang hewan [binatang] dengan
pelbagai alasan dan tujuan, baik untuk tujuan kesehatan maupun alasan
yang dibuat-dibuat seperti mengonsumsi “babi susu” yang katanya menambah
stamina dan bikin awet muda. Bahkan kita pun sudah melihat ada manusia
kanibal bernama Sumanto, pemangsa sesama manusia. Sumanto bukan
satu-satunya manusia kanibal di bumi yang kita diami sekarang ini.
Sedangkan manusia yang suka memakan daging anjing. Terlebih dahulu
anjing hidup dimasukkan ke dalam karung [goni], lalu dipukuli sampai
mati. Alasannya supaya darah anjing yang mati mengental lebih enak dan
lezat. Lebih tega dan menyedihkan lagi ada sebuah program televisi yang
menyuguhkan tayangan “extreme kuliner.” Ini secara tidak langsung adalah
bentuk dukungan sekaligus mendorong orang lain berbuat hal yang sama
yakni ingin mencoba dan coba-coba.
Tradisi memakan makanan yang bagi sebagian orang terkesan “jijik”
seram dan tidak mengundang faedah. Pada sebagian orang lagi barangkali
berfaedah sesuai tradisi turun-temurun. Tidak ada pula maksud untuk
menyinggung golongan tertentu. Melainkan memandang dari sisi manusianya
saja. Haruskah manusia menghabisi seluruh makhluk hidup yang bernyawa
terutama hewan yang lahir melalui rahim? Apa hewan yang lahir melalui
rahim tersebut? Sebagian hewan ada yang seperti manusia. Lahir melalui
jalan rahim bukan menetas dari telur. Sama-sama mengandung sebagaimana
manusia mengandung seperti monyet, babi, kuda, sapi, lembu, dan
seterusnya.
Hakikat Makan
Hakikat makan adalah menyerap energi. Makanan yang cocok ke tubuh
akan diserap dengan baik oleh tubuh. Sesuai pengajaran Nabi Muhammad
saw. “Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. 1/3
makanan, 1/3 air, dan 1/3 lagi untuk oksigen. Dan makanlah makanan yang
baik lagi menyehatkan bagimu.”
Sementara dalam falsafah Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu
Chi terdapat prinsip “kenyang cukup 80%, dan 20% untuk sumbangsih.”
Mengapa orang yang berpostur tubuh, tingginya sama, berat badannya
sama, usianya sama, pola makannya berbeda? Semua karena kebiasaan
[habit] dan selera. Jadi, suatu makanan pun dapat mengundang selera
sehingga menyebabkan makan jadi berlebihan. Setiap orang akan berbeda di
dalam memperlakukan makanan.
Perhatikan bagaimana terkadang ada orangtua yang masih semangat
bekerja sekalipun makannya sedikit. Sementara orang muda yang makannya
banyak, lebih banyak mengkhayalnya ketimbang bekerjanya. Tentu tidak
selalu demikian keadaannya. Prinsip yang selalu kita ingat adalah makan
untuk hidup bukan hidup untuk makan.
Anjuran Vegetarian
Peminat dan pelaku vegetarian semakin hari semakin bertambah. Di
kota-kota besar kaum vegetarian tidak lagi kesulitan mencari rumah makan
yang khusus berbahan sayuran. Mereka yang memilih cara hidup vegetarian
pada mulanya lebih kepada dorongan kesehatan dan kepedulian terhadap
hewan, khususnya hewan ternak yang diperlakukan secara tidak
manusiawi-hewani.
Sebagian hewan ternak dipaksa untuk cepat bertelur setiap hari dengan
diberi pakan kimiawi, lalu ada pula sapi disuntikkan dan dimasukkan air
serta banyak lagi kasus-kasus yang sungguh menyedihkan. Sekalipun Allah
SWT sudah menciptakan hewan untuk dikonsumsi manusia. Allah juga
memperingatkan agar memperlakukan secara baik hewan tersebut.
Allah SWT berkata:
وَمَا
مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ
أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى
رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Dan tiadalah binatang-binatang yang
ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” [QS Al-An’am (6):38]
Dalam ayat lain disebutkan;
أَلَمْ
تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa
yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan
sayapnya. masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya, dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.” [QS An-Nur (24):41]
Karena alasan inilah sebagian kaum vegetarian lebih memilih memakan
tumbuhan daripada hewan. Sering juga kita mendengar mereka yang
vegetarian lebih sehat. Pendapat ini tidak selalu benar. Sebab, intinya
adalah jangan berlebihan di dalam mengonsumsi sesuatu dan hiduplah dalam
pola yang seimbang.
Berdasarkan kumpulan catatan sebagaimana yang sudah sering ditulis tipe vegetarian antara lain:
• Vegan, sama sekali tidak makan daging merah dan
putih, termasuk ikan dan produk turunan olahannya seperti keju, susu,
keju, minyak dan seterusnya. Tidak ada keterangan pasti apakah kaum
vegan ini tidak menggunakan sabun mandi, dan lain sebagainya. Pendek
kata, semua yang terbuat dari hewan dan olahan ditolak.
• Lacto Vegetarian, tidak mengonsumsi daging merah, daging putih, telur. Tetapi mengonsumsi susu.
• Lacto Ovo Vegetarian, tidak makan semua jenis daging dan masih makan telur dan minum susu.
• Pesca Vegetarian, tidak makan daging merah dan masih mengonsumsi telur, susu dan ikan.
• Flexitarian, sesekali makan daging dan produk olahannya.
• Frutarian, khusus mengonsumsi buah-buahan,
biji-bijian seperti kacang-kacangan yang kaya vitamin E yang terdapat
pada kacang kedelai yang berguna untuk kecantikan kulit.
• Raw Foodist, mengonsumsi makanan mentah karena beranggapan bahan makanan yang dimasak sudah tidak alami dan merusak makanan itu sendiri.
Mari
kita cerna sedikit istilah “vegetarian” berasal dari "vegetas" yang
bermakna “sehat dan segar.” Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford,
vegetarian adalah orang yang berpantang dari makanan hewani.
Tulisan ini tidak bermaksud ditujukan untuk suatu kaum/agama
tertentu. Kita tidak dapat mengatakan agama Buddha penganut vegetarian.
Orang yang beragama Nasrani ada yang bervegetarian, orang Muslim pun ada
yang bergevetarian. Bahkan orang miskin pun ada yang “flexitarian”
sesekali makan daging dan produk olahannya. Jadi, bukan karena
kepercayaan atau iman yang menyebabkan vegetarian melainkan faktor
ekonomi.
Sudah terlanjur ada pandangan bahwa orang vegetarian adalah orang
baik. Benarkah demikian? Sebaliknya orang yang non-vegetarian dianggap
agresif dan permissif. Karena untuk menjadi orang baik bukan karena
kelahiran ataupun karena makanan melainkan karena latihan, melatih diri.
Apakah orang Islam boleh menjadi vegetarian? Boleh. Landasannya apa?
Bisa karena alasan kesehatan, bisa pula karena alasan memang ia tidak
cocok makan daging sekalipun daging adalah sesuatu yang sangat
dihalalkan. Semisal ada orang yang tidak bisa makan nenas, nangka,
durian karena alasan kesehatan. Padahal nangka, nenas, durian [king of fruits]
adalah selain enak juga dibolehkan/halal. Jadi, tidak serta-merta orang
Muslim yang bervegetarian dianggap “sesat” telah menyimpang dari
ketentuan agama. Begitulah kira-kira gambaran seseorang yang memilih
bervegetarian.
Tentu ada lagi alasan-alasan lainnya seperti ingin ikut melestarikan
bumi karena misalnya beranggapan satu di antara sekian banyak terjadinya
penggundulan hutan dan penebangan pohon karena dibukanya lahan baru
untuk peternakan [farm].
Islam hanya melarang makan daging yang disembelih bukan atas nama
Allah dan binatang yang dicekik, dipukul, jatuh, ditanduk, binatang yang
telah dimakan binatang buas, dan binatang persembahan untuk berhala.
Ada juga anggapan dan sudah terlanjur keliru bahwa orang yang tidak
suka makan daging dianggap aneh dan tidak biasa sekalipun itu
dihalalkan. Bagaimana dengan orang yang tidak makan jenis
tumbuhan/tanaman/sayur tertentu.
Apakah dapat dipandang aneh orang yang tidak suka makan salad,
padahal salad isinya sayur semua. Sebuah campuran salad besar umumnya
tersusun dari bahan: daun bayam segar mentah, tomat, wortel, mentimun,
bawang merah, bawang putih segar, biji bunga matahari, biji wijen, biji
labu, biji rami, kacang pinus sedikit panggang, saus minyak zaitun
organik, cuka, lezat!
Allah SWT berkata:
وَهُوَ الَّذِيَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ
نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِراً نُّخْرِجُ مِنْهُ
حَبّاً مُّتَرَاكِباً وَمِنَ النَّخْلِ مِن طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
وَجَنَّاتٍ مِّنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهاً
وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انظُرُواْ إِلِى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ
إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” [QS Al-An’am (6):99].
Saat
ini hampir setiap hari setidaknya kita memiliki pola makan daging.
Sebagai seorang Muslim yang telah memilih untuk menjadi seorang
vegetarian mungkin akan menghadapi pertanyaan yang membingungkan karena
sebelumnya tidak ada ulama yang memperkenalkan konsep vegetarian. Kalau
soal bagaimana Islam harus memenuhi hak-hak binatang [hewan], kesehatan
dan kesejahteraan hewan itu jelas disebutkan dalam Al-Quran dan sejumlah
hadits.
Karena itu, apabila ada saudara-saudara kita yang Muslim menganut
pola hidup vegetarian lalu kita respons negatif. Seakan memilih tidak
makan daging disamakan dengan 'haram' [terlarang]. Tentu hal ini tidak
baik dan keliru juga. Hal ini sama jika ada pertanyakan apakah bisa kita
mengharamkan semua sayuran dan buah-buahan yang kita tidak pernah makan
dan tidak suka memakannya?*
Penulis pemerhati masalah kesehatan
oleh: Setiadi R. Saleh, S.Sos -- Hidayatullah