Home » , » Pengetahuan Tentang Yang Ghaib

Pengetahuan Tentang Yang Ghaib

Mempercayai perkara-perkara gaib memang kewajiban seorang muslim bahkan itu merupakan salah satu ciri ketakwaannya kepada Allah. Allah berfirman:
“Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. “ (Al-Baqarah:1-3)
Adapun mengaku mengetahui perkara-perkara gaib bukan termasuk kewajiban bagi seorang muslim, bukan juga sesuatu yang disukai (mustahab) dan bukan pula mubah, akan tetapi itu sesuatu yang diharamkan, bahkan itu kekufuran, pembatal keislaman, pengantar menuju jurang kesengsaraan, yang abadi dan tidak berkesudahan!
Sebab, perkara gaib itu tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah semata. Allah berfirman, 
Pada sisi Allah lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. “ (Al-An’am:59)
Dan Allah juga memerintahkan rasul-Nya: 
Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”. (An-Naml: 65)
Para malaikat yang “tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (At-Tahrim: 6) pun tak mengetahui perkara gaib
“Mereka berkata (para malaikat): “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (Al-Baqarah: 32)
Orang-orang yang memiliki kedudukan terdekat dengan Allah, yaitu para Nabi dan Rasul, mereka tidak mengetahui pula perkara gaib
Para rasul berkata: “Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang gaib. “ (Al-Maidah: 109)
Demikian pula dengan jin, mereka tidak mengetahui perkara gaib.
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. “ (Saba’: 14)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menegaskan bahwa hanya Allah lah yang mengetahui perkara-perkara gaib, adapun selain-Nya, apakah itu rasul, malaikat, jin, dan manusia mustahil dan tak mungkin mengetahui perkara tersebut.
Pengertian Gaib
Lantas apa yang dimaksud dengan gaib itu? Apakah maksudnya yang terkait dengan dunia jin, Kuntilanak, Genderewo, Tuyul atau yang lainnya?
Gaib itu artinya segala sesuatu yang tersembunyi bagi manusia, seperti perkara surga, neraka, dan apa yang disebutkan dalam Al-Quran. Demikian penjelasan sahabat Nabi Ibnu Mas’ud dan beberapa sahabat nabi lainnya.
Kalau begitu, gaib itu bisa mencakup perkara alam kubur, hari kiamat, berbagai kejadian yang terjadi di masa depan dan perkara lainnya yang tidak bisa diketahui manusia, seperti pula perkara malaikat dan jin. Semuanya itu termasuk perkara gaib, tidak ada yang mengetahui hakikat sesungguhnya kecuali bila ada pemberitahuan dari Allah. Jadi gaib itu tidak mesti terbatas pada yang berbau “horor” atau terkait makhluk halus saja, tapi lebih umum lagi dari itu. Segala sesuatu yang tidak teraba oleh panca indera manusia, maka itulah perkara gaib.
Rasulullah bersabda, “Ada 5 kunci perkara-perkara gaib, tidak yang mengetahuinya kecuali Allah semata:
1. Tidak ada seorang pun mengetahui apa yang akan terjadi esok kecuali Allah.
2. Tidak ada seorang pun mengetahui apa yang ada di dalam rahim kecuali Allah.
3. Tidak ada satu jiwa pun mengetahui apa yang akan dilakukannya esok harinya dan di mana ia akan meninggal kecuali Allah
4. Tidak ada yang mengetahui kapan hujan akan turun kecuali Allah
5. Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah.
(HR. Bukhari dari Ibnu Umar )
Bagi Yang Mengetahui Perkara Gaib
Berdasarkan berbagai ayat dan hadits di atas, para ulama telah bersepakat bahwa siapa yang mengaku mengetahuiperkara gaib atau meyakini ada selain Allah yang mengetahui perkara gaib, maka ia telah menanggalkan keislamannya, lalu menggantikannya dengan kekufuran.
Siapa yang mengaku atau meyakini ada yang pernah melihat surga dan neraka (tentunya selain rasul-Nya), maka rusaklah keislamannya dan hilanglah amalannya.
Siapa yang mengaku atau meyakini ada selain Allah yang bisa memastikan kapan janin yang ada di dalam rahim akan keluar dan kapan hujan akan turun, maka raiblah keislamannya dan lenyaplah amalannya.
Siapa yang mengaku mengetahui atau meyakini ada selain Allah yang mengetahui kejadian yang akan terjadi di masa depan: esok hari, lusa, kapan terjadi hari kiamat, kapan ajal menjemput, maka batallah keislamannya dan musnahlah amalannya.
Siapa yang mengaku mengetahui atau meyakini ada selain Allah yang mengetahui nasib seseorang di masa depan; bagaimana rezekinya, ajalnya, apakah ia hidup bahagia atau sengsara, maka murtadlah ia, lenyaplah amalannya dan (bila tidak bertaubat) nerakalah tempat kembalinya, kekal selama-lamanya!
Karena itu, tak usah kita hiraukan orang-orang“sakit” yang mengaku mengetahui nasib dan hoki seseorang, mengaku mengetahui isi hati orang lain, mengaku bisa menemukan barang atau orang yang hilang dan mengaku mengetahui berbagai perkara gaib lainnya.
“Siapa yang mendatangi ‘Arraf lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari. “ (HR.Muslim)
Berkata Abul ‘Abbas, “Al-‘Arraf adalah sebutan untuk Kahin, tukang nujum, peramal nasib dan yang sejenis dengan mereka, yang mengaku mengetahui berbagai perkara (yang tidak diketahui oleh orang lain) dengan cara-cara mereka. “
Kalau semata-mata bertanya atau sekedar iseng bertanya saja shalatnya selama 40 hari tidak diterima, lantas bagaimana kalau membenarkan ucapannya pula?
“Siapa yang mendatangi Kahin (dukun, paranormal) lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad . “ (HR. Abu Daud)
Hati-hatilah, jangan tertipu dengan lebatnya jenggot mereka, tebalnya sorban yang ada kepala mereka dan juga tasbih yang selalu ada di tangan mereka!
Jangan terperangkap dengan berbagai gelar yang tersematkan untuk mereka: “syaikh”, “ustadz”, “kyai”, “penasehat spiritual”, “illusionist”, magician dan atribut kamuflase lainnya!
Jangan terperdaya dengan berbagai “kesaktian” dan “kehebatan” mereka, sebab mereka adalah budak syaithan, atau syaithan itu sendiri yang telah menjelma dalam bentuk manusia, berjalan di muka bumi lalu menebarkan kerusakan di atasnya!
Maraji' : Dari berbagai Sumber
Share this article :
 
Support : Enlightening Your Life With Us |
Copyright © 2012. Ramadhanus - All Rights Reserved
Supported by Gradasi Learning Institute
Jl. T. Nyak Arief No. 11 Lamnyong Banda Aceh, 085277471136 or 085260816081