Home » , » Zindiq dan Definisinya

Zindiq dan Definisinya

Dalam Kamus Fiqih karya Dr. Sa’dy Abu Habib dijelaskan bahwa kata Zindiq atau Al Zindiq ((اَلْزِنْدِيْقُ yaitu seseorang yang tidak berpegang teguh terhadap agama. Orang Arab lebih mengenalnya dengan kata Mulhid (مُلْحِدٌ) atau Atheis, yaitu tidak percaya/mencela terhadap agama.

Ibnu Kamal mengatakan, Zindiq adalah orang yang menolak loyalitasnya kepada Allah, mendukung kemusyrikan dan mengingkari hukum Allah Swt.

Menurut Imam Syafii, Imam Malik dan Imam Ahmad, Zindiq yaitu orang yang menampakan keislaman dan menyembunyikan kekafirannya. Seperti pada zaman Rasulullah disebut orang Munafiq, namun dalam istilah syar’i sering disebut Zindiq.  

Adapun menurut Imam Hanafi dan salah satu riwayat Imam Syafii, Zindiq adalah orang yang mengharamkan agama.

Dalam ilmu Aqidah Islam, Zindiq adalah yang mengingkari hari akhirat dan rububiyah Allah Swt.
Orang Zindiq ini sangat bahaya dalam masyarakat islami, karena seakan menjadi duri dalam daging atau musuh dalam selimut.

Pembicaraan tentang zindiq (jamaknya : zanadiqah) terasa begitu penting, karena berhubungan kuat dengan pemikiran-pemikiran Yunani kuno, Hindu dan Persia. Pengaruh-pengaruh buruknya mencengkeram pada sebagian golongan Islam begitu kental. Selain itu, dalam sejarah Islam, mereka merupakan provokator yang mengakibatkan pemberontakan.

Menurut Ibnu Taimiyah rahimahullah, kata zanadiqah berasal dari bahasa Persia yang diserap ke dalam bahasa Arab setelah kemenangan Islam atas mereka (Bughyatu al Murtab hal. 338).

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan pula, “Para pegikut zanadiqah adalah pengikut Daishan, Manni dan Mazdak. Muara aqidah mereka adalah cahaya dan kegelapan yang bersifat qadim kemudian bercampur menjadi satu membentuk alam semesta. Orang yang buruk berasal dari unsur kegelapan dan orang yang baik berasal dari cahaya” (Fathul Bari 12/270)

Kemudian beliau melanjutkan, “Kata zindiq diarahkan kepada orang yang menyembunyikan kekufuran dan memperlihatkan Islam. Sampai-sampai Imam Malik berkata, ‘Zandaqah merupakan kebiasaan yang ada pada kaum munafiqin’. Demikian pula yang dikatakan oleh sejumlah ulama Syafi’iyyah dan lainnya, bahwa zindiq adalah orang yang memperlihatkan keislamannya dan menyembunyikan kekufuran” (Fathul Bari 12/271)

Dalam Islam zindiq dipakai untuk mewakili beberapa makna. Sebagian mengarahkannya kepada kaum majusi, seperti tercantum pada kamus Arab misalnya Tajul ‘Arus dan Mukhtaru ash Shihah. Atau digunakan untuk menggantikan orang Dahri, sebagaimana dalam Lisanu al ‘Arab (10/147).

Sebagian lagi menyebutnya untuk makna orang yang tidak beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir yang mana Ibnul Qayyim menyinggung makna ini dalam Ighatsatu al Lahafan (2/246). Sementara itu menurut fuqaha, zindiq adalah orang munafik.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Adapun kata zindiq yang disebut-sebut para fuqaha adalah yang diterima taubatnya secara lahiriyah, maksudnya adalah orang munafik yang memperlihatkan Islam dan menyembunyikan kekufuran” (Bughyatu al Murtab hal. 338)

 
Sumber: 
  1. Al Qamus Al Fiqhi, DR. Sa’dy Abu Habib, Bab. Huruf Zay, Jilid. I, Hal. 160.
  2. Majalah as Sunnah, Yayasan Lajnah Istiqamah Surakarta, Edisi 04/X/1427H/2006M.


Share this article :
 
Support : Enlightening Your Life With Us |
Copyright © 2012. Ramadhanus - All Rights Reserved
Supported by Gradasi Learning Institute
Jl. T. Nyak Arief No. 11 Lamnyong Banda Aceh, 085277471136 or 085260816081