Abdul Hamid Umar, seorang aktifis Ahwaz menyatakan bahwa rezim Iran tengah melakukan propaganda untuk memberangus identitas Arab pada suku Ahwaz. Dia meminta agar organisasi-organisasi Arab dan Islam melakukan intervensi untuk menyelamatkan mereka dari kejahatan rezim Iran.
Selanjutnya Abdul Hamid mengatakan, "Kami adalah bangsa Arab muslim, Ahwaz adalah negeri Arab, secara geografis, sosiologis dan budaya, kini dijajah oleh Iran. 10% ekspor minyak berasal dari Ahwaz sebagaiman pabrik-pabrik terbesar di Iran, juga terletak di Ahwaz."
Berikutnya, Umar dalam laporannya kepada harian 'Al-Yaumu As-Saabi' sejumlah penderitaan yang dialami bangsa Ahwaz atas perlakuan rezim Iran. Dia mengatakan bahwa bangsa Arab Ahwaz dilarang memberi nama bagi anak-anaknya dengan nama-nama Arab, seperti Umar, Abu Bakar, Aisyah dan Utsman. Mereka juga dilarang memakai pakaian khas Arab, mereka juga dilarang mendirikan masjid bagi Ahlussunah di wilayah Ahwaz. Rezim Iran berupaya menghapus segala sesuatu yang menunjukkan Arab dalam kebudayaan.
Dia menambahkan bahwa apa yang terjadi di Ahwaz sesungguhnya merupakan perang pemeberangusan masal di hadapan bungkamnya media masa Arab dan Islam yang sangat memalukan.
Aktifis Ahwaz tersebut menuntut Liga Arab dan Organisasi Solidaritas Islam untuk intervensi menyelamatka bangsa Ahwaz Arab dari rezim Iran yang sedang menghadapi peperangan identitas terhadap mereka.
Perlu diketahui bahwa Iran menduduki provinsi Ahwaz dan melakukan berbagai tindakan anti rasial terhadap warganya serta merampas kekayaan alam yang dimiliki provinsi tersebut yang menyimpan 80% dari sumber minyak dan gas Iran. Mereka juga dilarang melakukan aktifitas sosial. Sementara banyak aktifis dipenjara dan sebagiannya dihukum mati.
c(Mujtama, edisi 24 Sya'ban/ak)
Selanjutnya Abdul Hamid mengatakan, "Kami adalah bangsa Arab muslim, Ahwaz adalah negeri Arab, secara geografis, sosiologis dan budaya, kini dijajah oleh Iran. 10% ekspor minyak berasal dari Ahwaz sebagaiman pabrik-pabrik terbesar di Iran, juga terletak di Ahwaz."
Berikutnya, Umar dalam laporannya kepada harian 'Al-Yaumu As-Saabi' sejumlah penderitaan yang dialami bangsa Ahwaz atas perlakuan rezim Iran. Dia mengatakan bahwa bangsa Arab Ahwaz dilarang memberi nama bagi anak-anaknya dengan nama-nama Arab, seperti Umar, Abu Bakar, Aisyah dan Utsman. Mereka juga dilarang memakai pakaian khas Arab, mereka juga dilarang mendirikan masjid bagi Ahlussunah di wilayah Ahwaz. Rezim Iran berupaya menghapus segala sesuatu yang menunjukkan Arab dalam kebudayaan.
Dia menambahkan bahwa apa yang terjadi di Ahwaz sesungguhnya merupakan perang pemeberangusan masal di hadapan bungkamnya media masa Arab dan Islam yang sangat memalukan.
Aktifis Ahwaz tersebut menuntut Liga Arab dan Organisasi Solidaritas Islam untuk intervensi menyelamatka bangsa Ahwaz Arab dari rezim Iran yang sedang menghadapi peperangan identitas terhadap mereka.
Perlu diketahui bahwa Iran menduduki provinsi Ahwaz dan melakukan berbagai tindakan anti rasial terhadap warganya serta merampas kekayaan alam yang dimiliki provinsi tersebut yang menyimpan 80% dari sumber minyak dan gas Iran. Mereka juga dilarang melakukan aktifitas sosial. Sementara banyak aktifis dipenjara dan sebagiannya dihukum mati.
c(Mujtama, edisi 24 Sya'ban/ak)
Sumber : Islamedia
