Lihat orang senang, kita jadi susah, atau ketika melihat orang lain senang kita galau. Ini adalah gejala gangguan jiwa. Al Qur'an menyebutkan hatinya berpenyakit, oleh karena itu jauhilah karakter ini.Tatkala ada masalah, stres, wajah susah, nafsu makan hilang, untuk apa? Masalah itu bukan suatu beban, sebab masalah adalah bukti kalau kita ini bernilai. Orang yang selalu enjoy ketika menghadapi masalah adalah orang yang selalu diliputi kebahagiaan, bahagia dia karena yakin kalau Allah masih peduli padanya.
Juga bahagia karena dia yakin dibalik masalah selalu ada jalan keluar yang baik untuk dirinya. Bosan dengan masalah itu-itu saja? Itulah sebabnya setiap masalah harus diselesaikan dengan segera, jangan ditunda-tunda.
Menunda-nunda masalah sama saja dengan menciptakan monster penghancur yang daya hancurnya melebihi nuklir yang meradiasi.
Pribadi yang menyenangkan adalah mereka yang selalu menjadikan masalah itu sebagai solusi bagi orang lain, mengapa tidak? Sebab Pribadi yang menyenangkan adalah mereka yang berinisiatif membangun jembatan antara masalah dengan masalah lainnya.
Sebagai contoh ada dua masalah yang belum terselesaikan misalnya,
1. Lapar
2. Tidak punya kerja.
Maka alangkah menyenangkannya jika solusi yang kita cipta berupa Rumah makan, warteg, cafe atau lainnya, di mana orang bisa makan, dan yang lain bisa bekerja sebagai karyawan. Anda mengerti maksud tulisan ini? Bila tidak, ya coba dimengerti saja lah.
Pribadi yang menyenangkan lainnya adalah tatkala harus marah kita mampu tersenyum.
Ada seseorang mengeluh tentang saudaranya. Setiap melihat saudaranya, selalu saja dia marah.
Saya menasihatinya, "Saudaraku, boleh jadi ada masalah dengan kecerdasan kita.. orang cerdas itu mampu menahan emosi.. Karakter pemarah itu boleh jadi disebabkan karena kondisi ruh kita sedang berkurang cahaya imannya."
Selidikilah, apakah ada Perintah Allah yang diabaikan? Apakah ada larangan Nya yang dilanggar? Sehingga dosa2 membuat hati kita tak tenang.
Dengan sesama manusia hendaklah saling menyejukkan, apalagi dengan saudara, dan pada orang2 yang kita cintai karena Allah.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]
Ini adalah pesan Rasul kita, beliau mengingatkan kita 3 x agar jangan marah.
Karakter orang bertaqwa sebagaimana gambaran Al Qur'an,
“…Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” [Ali ‘Imrân/3 : 134]
Mengapa kita marah kepada orang lain???? Jawabannya adalah disebabkan karena kita terlalu menuntut orang lain sebagaimana maunya kita. Padahal orang lain itu bukan kita, jadi menuntut = memaksakannya.
Saudaraku, Tarbiyah mengajarkan kita untuk berhati lembut dan memenuhi hati dengan cinta. Sambutlah saudaramu dengan cinta bukan dengan kemarahan, walaupun orang itu selalu mendatangkan kemarahan buatmu.
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” [HR. Bukhari] Abu Musa radhiyallahu’anhuma berkata, “Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya. “‘[HR. Bukhari]
Saya menasihatinya, "Saudaraku, boleh jadi ada masalah dengan kecerdasan kita.. orang cerdas itu mampu menahan emosi.. Karakter pemarah itu boleh jadi disebabkan karena kondisi ruh kita sedang berkurang cahaya imannya."
Selidikilah, apakah ada Perintah Allah yang diabaikan? Apakah ada larangan Nya yang dilanggar? Sehingga dosa2 membuat hati kita tak tenang.
Dengan sesama manusia hendaklah saling menyejukkan, apalagi dengan saudara, dan pada orang2 yang kita cintai karena Allah.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]
Ini adalah pesan Rasul kita, beliau mengingatkan kita 3 x agar jangan marah.
Karakter orang bertaqwa sebagaimana gambaran Al Qur'an,
“…Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” [Ali ‘Imrân/3 : 134]
Mengapa kita marah kepada orang lain???? Jawabannya adalah disebabkan karena kita terlalu menuntut orang lain sebagaimana maunya kita. Padahal orang lain itu bukan kita, jadi menuntut = memaksakannya.
Saudaraku, Tarbiyah mengajarkan kita untuk berhati lembut dan memenuhi hati dengan cinta. Sambutlah saudaramu dengan cinta bukan dengan kemarahan, walaupun orang itu selalu mendatangkan kemarahan buatmu.
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” [HR. Bukhari] Abu Musa radhiyallahu’anhuma berkata, “Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya. “‘[HR. Bukhari]
